Batik berasal dari bahasa jawa
yaitu dari kata “amba” yang artinya menulis dan “titik” yaitu
titik-titik, sehingga kemudian menjadi ambatitik-ambatik-mbatik-batik.
Betul, pada awalnya batik semuanya dikerjakan secara manual yaitu dengan
menulis menggunakan tangan sehingga dikenal sebagai batik tulis.
Kesenian membatik sudah dimulai sejak zaman Majapahit, bekas jejaknya
dapat ditemui di Mojokerto dan Tulungagung. Mojokerto sebagai Ibukota
kerajaan Majapahit dan Tulungagung yang dulunya bernama bonorowo (karena
memang dahulu sekelilingnya adalah rawa-rawa) dipimpin oleh Adipati
Kalang, yang dalam kisahnya tidak mau tunduk kepada Majapahit, sampai
pada akhirnya tewas dibunuh, dan saat itulah perajin batik dari
Majapahit mulai mengenalkan seni batik di kota bonorowo yang sekarang
bernama Tulungagung.
Batik dari sisi geografi dibagi menjadi 2 yaitu batik pesisir dan non
pesisir. Batik non pesisir adalah batik tradisional yang umumnya masih
memegang pakem. Batik-batik ini banyak kita jumpai di daerah Solo dan
Jogjakarta. Batik-batik ini dahulunya kebanyakan dipakai oleh kalangan
terbatas saja (kerabat keraton) dan untuk acara tertentu harus
menggunakan corak tertentu pula. Acara perkawinan, kain batik yang
digunakan harus bermotif Sidomukti dan/atau Sidoluhur. Sedangkan untuk
acara mitoni (7 bulanan), kain batik yang boleh digunakan adalah
bermotif Ceplok Garuda dan/atau Parang Mangkoro, begitu seterusnya untuk
acara-acara upacara adat yang lain.
Batik pesisir memiliki kebebasan berekspresi, yaitu corak-corak tidak
memiliki pakem, umumnya berwarna cerah/berani dan motifnya sangat kaya
dan cantik-cantik. Batik pesisir ini telah berakulturasi dengan budaya
asing, seperti motif bunga-bunga dipengaruhi oleh India dan Eropa (bunga
Tulip), warna merah dipengaruhi oleh China sekaligus membawa motif
burung phoenix, kupu-kupu, dst. Sedangkan motif-motif hewan laut
(kerang, bintang laut dsb) adalah motif asli batik tulis pesisir
nusantara. Batik pesisir ini dapat kita temui di daerah Pekalongan,
Cirebon, Lasem, Tuban, TanjungBumi-Bangkalan-Madura dan daerah Madura
pada umumnya.
Dan Tahukah Anda ? bahwa orang-orang di daerah pesisir ini dahulunya
membatik hanya untuk keisengan belaka untuk menghilangkan kejenuhan
seperti di daerah Tuban, para Ibu-Ibu membatik dilakukan pada masa
menunggu musim panen, sedangkan ketika musim panen, semua akan turun ke
sawah. Untuk daerah Cirebon dan TanjungBumi lain lagi, mereka membatik
karena kangen menunggu suaminya pulang dari melaut
Batik dari sisi cara pembuatannya dibagi 4 yaitu batik tulis, batik
cap, batik cetak dan batik print. Batik cap menggunakan alat dari
tembaga yang telah dipola dan nanti akan diceplok-ceplokkan ke atas kain
yang telah disiapkan, batik cetak menggunakan alas (terpal/plastik)
yang telah dipola yang nantinya akan dilekatkan ke kain yang telah
disiapkan. Batik print menggunakan pola yang digambar di komputer,
menyiapkan printer, tinggal enter, maka kain akan langsung dicetak
dengan motif yang diinginkan (hmm…ternyata ini yang membunuh para
perajin batik tradisional). Batik tulis seperti yang telah ditulis
diawal, dipola, digambar, diwarnai semuanya secara manual menggunakan
tangan dan digambar dengan sepenuh jiwa, maka tidak heran, seorang
profesional pun hanya mampu menghasilkan satu lembar kain batik tulis
(225 x 110 cm) paling cepat dalam waktu 1 minggu. Oleh karenanya, batik
tulis itu mahal kalau hanya dilihat dari nominal uang yang kita
keluarkan, tapi untuk sebuah karya seni, penghargaan terhadap daya
kreasi yang telah dituangkan, nilai tersebut menjadi wajar dan bahkan
lebih rendah dari value hasil karya yang telah dihasilkan (coba kita
disuruh membatik tulis terus hasil karya kita dihargai 200.000…………hmmm
berani ga yaa ? :p)
Perbedaan mendasar lainnya, baik batik cap, batik cetak dan batik
print pada umumnya bahan pewarnaan menggunakan bahan-bahan kimia,
sedangkan batik tulis untuk bahan warnanya semuanya menggunakan
bahan-bahan alami seperti kulit pohon, kayu pohon, bunga, buah, akar
pohon, daun dsb. Karena pada dasarnya, setiap kulit/kayu/buah/akar pohon
adalah unique, menghasilkan warna-warna tertentu. Subhanallah……..
Dalam pembuatan Batik Tulis akan melalui beberapa tahapan proses :
1. Ngloyor, yaitu proses membersihkan kain dari pabrik yang biasanya masih mengandung kanji, menggunakan air panas yang dicampur dengan merang atau jerami.
2. Ngemplong, yaitu proses memadatkan serat-serat kain yang baru dibersihakan.
3. Memola, yaitu pembuatan pola menggunakan pensil ke atas kain.
4. Mbatik, yaitu menempelkan lilin/malam batik pada pola yang telah digambar menggunakan canthing.
5. Nembok, yaitu menutup bagian yang nantinya dibiarkan putih dengan lilin tembokan.
6. Medel, yaitu mencelup kain yang telah dipola, dilapisi lilin ke pewarna yang sudah disiapkan.
7. Ngerok/Nggirah, yaitu proses menghilangkan lilin dengan alat pengerok.
8. Mbironi, yaitu menutup bagian2 yang akan dibiarkan tetap berwarna putih dan tempat2 yang terdapat cecek (titik titik).
9. Nyoga, yaitu mencelup lagi dengan pewarna sesuai dengan warna yang diinginkan.
10. Nglorod, yaitu proses menghilangkan lilin dengan air mendidih untuk kemudian dijemur.
1. Ngloyor, yaitu proses membersihkan kain dari pabrik yang biasanya masih mengandung kanji, menggunakan air panas yang dicampur dengan merang atau jerami.
2. Ngemplong, yaitu proses memadatkan serat-serat kain yang baru dibersihakan.
3. Memola, yaitu pembuatan pola menggunakan pensil ke atas kain.
4. Mbatik, yaitu menempelkan lilin/malam batik pada pola yang telah digambar menggunakan canthing.
5. Nembok, yaitu menutup bagian yang nantinya dibiarkan putih dengan lilin tembokan.
6. Medel, yaitu mencelup kain yang telah dipola, dilapisi lilin ke pewarna yang sudah disiapkan.
7. Ngerok/Nggirah, yaitu proses menghilangkan lilin dengan alat pengerok.
8. Mbironi, yaitu menutup bagian2 yang akan dibiarkan tetap berwarna putih dan tempat2 yang terdapat cecek (titik titik).
9. Nyoga, yaitu mencelup lagi dengan pewarna sesuai dengan warna yang diinginkan.
10. Nglorod, yaitu proses menghilangkan lilin dengan air mendidih untuk kemudian dijemur.
Proses pewarnaan, penghilangan lilin dapat dilakukan berkali-kali
sampai menghasilkan warna dan kualitas yang diinginkan. Makanya kemudian
ada Batik dengan istilah 1x proses, 2x proses, 3x proses. Batik Tulis
1x proses pun, dapat diselesaikan oleh ahlinya paling cepat dalam waktu 1
minggu, apalagi yang melalui 2x proses, 3x proses dan seterusnya, bisa
memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Jadi, saudaraku sebangsa dan setanah air, mari kita hargai hasil
karya luhur para perajin batik nusantara, banggalah menjadi bangsa
Indonesia yang rakyatnya telah dikaruniai akal budi, daya kreatifitas
yang luhur melebihi bangsa-bangsa lain. Kita ubah image bahwa batik =
kondangan dan kondangan = batik menjadi batik = pakaian nusantara dan
batik = melestarikan budaya Indonesia dan batik = pakaian sehari-hari
(y) (y) (y)
salam batik !!
Sumber: http://kitabbatik.com/index.php?option=com_content&task=blogsection&id=5&Itemid=41