VIVAlife - Tepat tiga tahun silam, 2 Oktober 2009,
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO)
mengukuhkan batik sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. Tanggal
bersejarah itu kemudian menjelma menjadi Hari Batik Nasional.
Di tengah tren busana kontemporer, pengukuhan batik sebagai warisan budaya bangsa memancing euforia yang kian nyata. Tua, muda, anak-anak, tak lagi merasa malu membalut tubuh dengan batik. Mereka mengenakannya di berbagai kesempatan: kantor, sekolah, mal, tempat wisata.
"Pengakuan UNESCO membuat kita tahu batik adalah salah satu seni bangsa, tetapi sekaligus menjadikannya terbuka secara global," ujar Carmanita, perancang busana yang gemar memberi sentuhan batik dalam karyanya.
Batik memang tak lagi sekadar jarik atau kemben yang identik dengan masyarakat pedesaan tempo dulu. Wujudnya pun tak melulu helaian kain panjang tanpa jahit. Kain bermotif yang dilukis dengan lelehan malam panas itu telah menjadi bagian tren fashion bercita rasa tinggi.
Tanpa menerjang pakem batik tradisional, sejumlah perancang mode di tanah air pun melakukan berbagai inovasi demi memikat pasar dunia. Mereka berkreasi mengawinkan batik dengan detail modern.
Lenny Agustin, Oscar Lawalatta, dan Eddy Betty adalah sederet perancang muda kenamaan tanah air yang juga bersemangat mengedepankan material batik dalam setiap rancangannya yang modis. Mengolah batik sebagai tren fashion.
Dunia Terpikat BatikTak hanya perancang negeri sendiri yang terpikat pesona batik. Sejumlah perancang mancanegara pun tergiur mengeksplorasi lembaran kain bercita rasa tinggi khas nusantara ini di sejumlah karya mereka.
Ada Dries Van Noten yang menunjukkan hasratnya terhadap batik parang. Perancang asal Belgia ini terpancing mengawinkan pesona batik dengan detail modern, dalam serangkaian koleksi Spring/Summer 2010.
Ada pula Nicole Miller. Lewat serangkaian koleksi resort 'Bali' 2009, desainer asal Australia yang sohor di Amerika ini menunjukkan hasratnya terhadap batik pesisir dan mega mendung khas Cirebon.
Rumah mode Versace dan Armani pun konon bakal mengangkat eksotika batik sogan khas Solo dalam rangkaian koleksi teranyar yang akan diperagakan di Italy Fashion Week pada Januari 2013.
Terangkatnya batik ke kancah internasional kian kukuh lewat penampilan sejumlah selebritas. Mereka yang tertangkap kamera berbalut batik antara lain, Jessica Alba, Reese Witherspoon, Rachel Bilson, Lenka, dan Drew Barrymore.
Nelson Mandela, tokoh anti-apartheid yang sangat dihormati bangsa Afrika Selatan, bahkan telah menjadikan batik sebagai kostum utamanya. Di berbagai forum dunia, ia selalu mengenakan batik, yang kebanyakan dari Indonesia.
Meski UNESCO menetapkan sebagai warisan budaya Indonesia, batik rupanya tak hanya berkembang di Indonesia. Selain di Afrika yang populer dengan sebutan ‘Madiba's Shirt’ alias pakaian Mandela, batik juga muncul di Malaysia, Jepang, China, India, Jerman, dan Belanda. (eh
Di tengah tren busana kontemporer, pengukuhan batik sebagai warisan budaya bangsa memancing euforia yang kian nyata. Tua, muda, anak-anak, tak lagi merasa malu membalut tubuh dengan batik. Mereka mengenakannya di berbagai kesempatan: kantor, sekolah, mal, tempat wisata.
"Pengakuan UNESCO membuat kita tahu batik adalah salah satu seni bangsa, tetapi sekaligus menjadikannya terbuka secara global," ujar Carmanita, perancang busana yang gemar memberi sentuhan batik dalam karyanya.
Batik memang tak lagi sekadar jarik atau kemben yang identik dengan masyarakat pedesaan tempo dulu. Wujudnya pun tak melulu helaian kain panjang tanpa jahit. Kain bermotif yang dilukis dengan lelehan malam panas itu telah menjadi bagian tren fashion bercita rasa tinggi.
Tanpa menerjang pakem batik tradisional, sejumlah perancang mode di tanah air pun melakukan berbagai inovasi demi memikat pasar dunia. Mereka berkreasi mengawinkan batik dengan detail modern.
Lenny Agustin, Oscar Lawalatta, dan Eddy Betty adalah sederet perancang muda kenamaan tanah air yang juga bersemangat mengedepankan material batik dalam setiap rancangannya yang modis. Mengolah batik sebagai tren fashion.
Dunia Terpikat BatikTak hanya perancang negeri sendiri yang terpikat pesona batik. Sejumlah perancang mancanegara pun tergiur mengeksplorasi lembaran kain bercita rasa tinggi khas nusantara ini di sejumlah karya mereka.
Ada Dries Van Noten yang menunjukkan hasratnya terhadap batik parang. Perancang asal Belgia ini terpancing mengawinkan pesona batik dengan detail modern, dalam serangkaian koleksi Spring/Summer 2010.
Ada pula Nicole Miller. Lewat serangkaian koleksi resort 'Bali' 2009, desainer asal Australia yang sohor di Amerika ini menunjukkan hasratnya terhadap batik pesisir dan mega mendung khas Cirebon.
Rumah mode Versace dan Armani pun konon bakal mengangkat eksotika batik sogan khas Solo dalam rangkaian koleksi teranyar yang akan diperagakan di Italy Fashion Week pada Januari 2013.
Terangkatnya batik ke kancah internasional kian kukuh lewat penampilan sejumlah selebritas. Mereka yang tertangkap kamera berbalut batik antara lain, Jessica Alba, Reese Witherspoon, Rachel Bilson, Lenka, dan Drew Barrymore.
Nelson Mandela, tokoh anti-apartheid yang sangat dihormati bangsa Afrika Selatan, bahkan telah menjadikan batik sebagai kostum utamanya. Di berbagai forum dunia, ia selalu mengenakan batik, yang kebanyakan dari Indonesia.
Meski UNESCO menetapkan sebagai warisan budaya Indonesia, batik rupanya tak hanya berkembang di Indonesia. Selain di Afrika yang populer dengan sebutan ‘Madiba's Shirt’ alias pakaian Mandela, batik juga muncul di Malaysia, Jepang, China, India, Jerman, dan Belanda. (eh